top of page

Kembalinya Sepak Bola IISSAC

Authors: Ju Eun Song ('25) and Joycelynn Saputra ('25)

Translator: Lionel Hirina ('25)

Translation Editor: Ibu Yohana Panjaitan


Photo Courtesy of JuEun Song


Pertandingan sepak bola IISSAC diadakan setiap tahun antara enam sekolah internasional di Indonesia. Namun, COVID-19 telah menunda turnamen ini selama dua tahun dan hanya tahun ini bisa membuat kembali lagi.


Tim-tim di pertandingan sepak bola IISSAC akan pergi ke Wesley International School di Malang pada 28 Oktober dan kembali pada 30 Oktober. Tim putra memiliki tujuan untuk menjaga trofi dan tim putri akan “memberikan 110% kemampuan mereka,” kata pelatih Kelsey Nainggolan.


Pak Travis Julian, direktur sekolah dan pelatih tim sepak bola putra mengatakan kepada The BAIS Times tentang tujuan dan dedikasinya untuk IISSAC tahun ini. “Saya senang melihat para pemain untuk bermain sepak bola lagi. Karena para pemain tidak mempunyai kondisi yang sama dibandingkan dengan pra-covid ketika mereka memiliki musim IISSAC yang konsisten, mereka akan melakukan pengkondisian dan sprint untuk kembali bugar.” Pelatih Julian melanjutkan, “Saya berharap para pemain bertumbuh lebih dekat satu sama lain sebagai tim dan menjadi lebih disiplin. Daripada melihat perjuangan sebagai kegagalan, saya ingin mereka melihatnya sebagai kesempatan belajar. Karena karakter sebenarnya dari sebuah tim muncul ketika keadaan menjadi sulit”


Photo Courtesy of Ju Eun Song


Latihannya akan intens dan akan ada tantangan lain yang datang, tetapi pelatih Julian sangat ingin tim putra memprioritaskan untuk bertumbuh sebagai satu tim. Apalagi dengan jeda 2 tahun, sangatlah penting untuk memiliki ikatan kuat di antara para pemain.


Seong Hwa Park (‘23) yang menjadi co-kapten untuk tim putra dan telah bermain di BAIS dari 2019, setuju dengan ide pelatih Julian untuk bertumbuh lebih dekat sebagai sebuah tim. Dia menekankan bahwa kerja keras akan membantu kerja tim.


“Meskipun pengkondisian akan melelahkan dan meletihkan, sangatlah penting bagi pemain untuk melakukan yang terbaik dan ini membantu membangun kerja tim ketika kamu dekat dan mengandalkan teman satu tim kamu”, kata Seong Hwa.


Pelatih Kelsey Nainggolan, juga dikenal sebagai Pelatih K, telah melatih tim sepak bola putri selama tujuh tahun di BAIS. Dia melaporkan kepada The BAIS Times tentang hal-hal yang dia nantikan di musim ini, serta beberapa tujuannya untuk tahun ini.


Photo Courtesy of Ji Hun Shin


“Beberapa kenangan terbaik saya sebagai seorang anak dan selama waktu saya di BAIS tidak jauh dari turnamen sepak bola, tetapi saya tidak bisa mengungkapkan kegembiraan dan semangat IISSAC dengan kata-kata. Saya sangat senang hanya untuk bersama dan membuat kenangan dengan tim putri… Jelas, saya berkompetitif dan ingin menang, tapi apapun hasilnya, saya harap tim putri tahu bahwa saya selalu bangga pada mereka karena diri mereka, bukan hanya apa yang kita capai sebagai sebuah tim,” kata Pelatih K.


Pelatih K percaya bahwa pengalaman adalah bagian dari olahraga, tidak peduli hasilnya. Dia ingin para pemain mencoba yang terbaik dan ingat bahwa dia bangga pada mereka karena siapa mereka, bukan karena pencapaian yang mereka buat sebagai sebuah tim.


Selain berbagi tujuan untuk IISSAC sepak bola tahun ini, para pelatih dan pemain juga berbagi kegembiraan mereka untuk kembalinya IISSAC sepak bola dan pemikiran mereka tentang melewatkan dua musim penuh. Setelah 2 tahun tanpa musim sepak bola, para pemain yang berada di tim pada tahun 2019 sekarang menjadi beberapa pemain yang lebih tua.


Pelatih Julian berkata, “Saya senang bisa bermain sepak bola dan senang melihat siswa kelas 11 dan 12 yang saat itu masih di SMP (2019). Pemain utama dan pemain cadangan dari dua tahun lalu sebagian besar adalah siswa senior atau siswa SMA. Butuh waktu bagi mereka untuk membangun pengalaman yang terputus karena Covid. Ini akan memakan waktu beberapa minggu atau bahkan bulan untuk kembali ke bentuk semula, tetapi karakter sebenarnya dari sebuah tim muncul ketika keadaan menjadi sulit.”


Lionel Putra Hirina (‘25) yang ikut IISSAC sepak bola sebelum Covid, juga menambahkan bahwa ia “merasa sangat senang dengan kembalinya IISSAC sepak bola! Saya menantikan untuk memenangkan setiap pertandingan. Saya sangat merindukan tekanan dan intensitas turnamen dan saya sangat senang itu kembali.”


Emily Stanford (‘23) adalah senior tahun ini dan bermain sebagai kiper. Terakhir kali dia mengikuti IISSAC sepak bola adalah pada tahun 2019 ketika dia berada di kelas sembilan.


Emily berbagi pemikirannya tentang dua tahun jeda, serta tujuannya untuk IISSAC sepak bola terakhirnya, dan berkata, “Musim jeda dua tahun memengaruhi tim menjadi lebih buruk. Sebelumnya, timnya memiliki fondasi keterampilan yang lebih kuat dan rasa persatuan. Setelah dua tahun COVID, timnya hampir seluruhnya terdiri dari pemain baru dengan potensi besar tetapi tidak memiliki beberapa dasar sepak bola. Namun, saya optimis untuk masa depan grup ini karena banyak pemain di tahun ini akan ada untuk waktu yang lama.”


Ini adalah tahun kedua dan terakhir Emily berkompetisi di IISSAC. Dia merasa tidak enak dengan musim sepi yang menyebabkan berkurangnya latihan terus-menerus tetapi juga merasa penuh harapan untuk masa depan karena ada banyak pemain baru di tim.


Kedua tim putra dan putri terdiri dari banyak pemain baru, beberapa dari mereka baru di IISSAC dan/atau baru di BAIS. Para pemain ini memiliki ekspektasi yang luas untuk musim sepak bola pertama mereka di BAIS.


Joy Kim (‘25) adalah siswi kelas sepuluh yang baru mengenal BAIS. Dia belum pernah bermain sepak bola sebelumnya, tetapi tahun ini, dia menantang dirinya untuk bersaing sebagai atlet.


“Karena ini pertama kalinya saya bermain sepak bola, membantu tim adalah hal yang paling menantang bagi saya karena saya membuat banyak kesalahan. Tetapi saya akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi pada tim. Ekspektasi saya tentang IISSAC adalah semua orang menikmatinya, termasuk orang-orang yang menonton dan mendukung IISSAC. Dan salah satu tujuan terbesar saya adalah membuat banyak kenangan menyenangkan dengan pelatih dan pemain dan menyelesaikan IISSAC tanpa cedera”, kata Joy.


Joy berencana mencoba yang terbaik untuk berkembang sebagai pemain sepak bola, sambil tetap ingin membuat kenangan abadi dari pengalaman IISSAC pertamanya.


Jihun Shin (‘23) adalah senior baru di tim sepak bola IISSAC. Serupa dengan Joy, dia ingin berkembang sebagai pemain sepak bola dan menjalin ikatan dengan pemain dari BAIS dan sekolah lain.


Jihun berkata, “Ini adalah tahun pertamaku bermain sebagai pemain sepak bola. Tantangan bagi saya adalah saya perlu meningkatkan keterampilan saya dan menjaga stamina saya karena saya telah beristirahat selama beberapa tahun. Saya tidak sabar untuk membangun fundamental dan daya tahan saya. Saya menilai bahwa kerja sama tim adalah faktor paling penting bagi tim kami dan penting untuk membangun interaksi di antara para pemain.”


Walaupun ini adalah tahun pertama mereka menjadi bagian dari tim, Jihun dan Joy bertekad untuk belajar menjadi pemain tim yang lebih baik dan membangun keterampilan mereka untuk berkontribusi pada tim.


Photo Courtesy of Jefferson Sastra


Tidak hanya para pemain dan pelatih yang semangat dengan sepak bola, para penonton juga heboh dengan kembalinya IISSAC sepak bola.


Banyak penggemar telah merindukan kegembiraan untuk bisa bersorak keras untuk para pemain. Pak Squiers, guru bahasa Inggris SMP, berbagi kegembiraannya untuk IISSAC sepak bola tahun ini.


“Saya merindukan perasaan dan kegembiraan komunitas. Sangatlah menyenangkan melihat semua orang berkumpul, menonton pertandingan, dan menyemangati para pemain. Saya senang melihat siswa yang saya ajar berhasil di luar kelas. Kekompakan dan keceriaan yang dimiliki oleh para putra dan putri sangat menarik untuk ditonton. Saya biasanya tidak menonton olahraga di TV atau streaming, tetapi karena saya tahu para pemainnya, itu selalu menyenangkan untuk ditonton”, kata Pak Squiers.


Selain itu, dengan absennya IISSAC sepakbola untuk sementara, komunitas BAIS menyadari pentingnya dan kesenangan dari acara besar ini.


Pak Squiers lebih lanjut berkata, "Saya juga berharap permainannya kompetitif - bahwa setiap sekolah telah dapat berlatih dan ini hanya waktu yang menyenangkan untuk berkumpul, memperbarui, atau menjalin pertemanan baru. Para murid membutuhkan sesuatu seperti ini. Ini Penting! Sekarang, ketika ini mulai kembali, kami benar-benar mulai menyadari apa yang telah kami lewatkan. Kami harus terus melakukan lebih banyak aktivitas dan membiarkan anak-anak kembali menjalani kehidupan normal!”


Karena pentingnya acara ini, para pemain dan pelatih akan melakukan yang terbaik dari musim ini seperti yang mereka lakukan setiap tahun. Tahun ini, komunitas BAIS akhirnya dapat berkumpul untuk menyemangati tim sepak bola saat mereka berangkat ke IISSAC.

bottom of page