top of page

Pak Bob: Jangan Panik!

Author: Magnolia Limandibhratha ('24)

Translator: Lionel Hirina ('25)

Translation Editor: Ibu Yohana Panjaitan


Untuk siswa di seluruh dunia, tiga kata muncul di pikiran mereka disaat mereka mendengar kata sekolah: ulangan, ujian, dan nilai. Sekolah dapat dideskripsikan oleh beberapa siswa sebagai bom waktu yang berdetak dengan stress dan kecemasan. Namun, Pak Bob, ingin siswa mengingat bahwa “sangatlah mudah untuk merasa panik, stres, dan cemas tentang seberapa baik performa anda di sekolah, tetapi tidak seorangpun akan peduli tentang GPA anda dalam 3 atau 5 tahun, termasuk dirimu. Jadi, ingat bahwa panik dan cemas tidak membantu, itu hanya merugikan. Pelan-pelan, tarik nafas dalam-dalam dan jangan panik - karena anda mengetahui lebih dari yang anda pikirkan.”


Siapa Dia?


Pak Robert Stasko, lebih dikenal oleh banyak orang sebagai Pak Bob. Dia adalah staf baru di keluarga BAIS tahun ajaran ini dan telah tinggal di Columbus, Ohio sebelum datang ke Indonesia. Dia mengajar IPA dan matematika di BAIS, khususnya Fisika, Pra Kalkulus, dan Kalkulus AP AB.


Photo Courtesy of Angel Gunaman


Saat diwawancara, Pak Bob memberikan fakta menarik mengenai dirinya.


Dia menggunakan kata-kata “menyenangkan, kutu buku, dan liar” untuk mendeskripsikan dirinya dan berkata “dengan sifat culun, saya suka bermain berbagai jenis permainan: video game, permainan kartu, permainan kertas dan pensil, dll; hal itu telah mengajari saya tentang kreativitas, inovasi, refleks, dan cara menganggap enteng segala sesuatu - untuk tidak terlalu bangga dan fokus pada kemenangan, tetapi lebih menikmati prosesnya.”


Dia berkata bahwa dia telah mencoba untuk “menjadi liar” dan dia melakukannya ketika dia masih muda; namun, hal itu menjadi tersembunyi melalui banyak keadaan. Sekarang, dia mengatakan bahwa Tuhan memanggilnya untuk menjadi tidak terduga dan melawan norma.


Selain itu, dia juga tertarik pada musik, termasuk musik klasik, oldies, rock klasik, musik rakyat, bluegrass, heavy metal, soundtrack film, soundtrack video game, dan pop. Dia mengatakan, “Musik mengajarkan saya untuk melihat keindahan dunia tempat kita hidup dan orang-orang yang menempatinya.”


Jangan Panik! Mengapa?


Satu hal yang menarik yang dikatakan Pak Bob kepada semua kelas yang dia ajarkan adalah frasa “Jangan Panik”. Dia menjelaskan bahwa “sekolah bukanlah kehidupan” dan ketika kita panik, kita membuat keputusan yang gegabah dan mulai bertindak tergesa-gesa.


Sebagai tambahan, dia mengatakan bahwa orang dewasa cenderung lupa betapa melelahkannya menjadi seorang siswa. Sangatlah mustahil mengharapkan mereka untuk belajar 6-8 mata pelajaran dalam sehari, setiap harinya. Dia menjelaskan bahwa “Menjadi seorang guru pada awalnya membawa saya pada hal itu, serta memeriksa kehidupan dan pertumbuhan saya sebagai orang dewasa, apakah hal-hal itu seperti hubungan saya dengan Tuhan atau orang lain, tetapi yang terutama ketika saya belajar bahasa Indonesia selama satu setengah tahun, selama 4 jam setiap hari, lima hari seminggu, namun, ketika saya selesai, setiap hari saya kelelahan dan tidak memiliki banyak energi untuk hal lain, dan itu hanyalah satu topik, cobalah membuatnya menjadi 6,7 topik atau lebih. Sungguh menakjubkan bahwa para siswa dapat melakukan itu.”


Motivasi?


Motivasi Pak Bob dalam hidup adalah untuk melihat orang-orang menjadi seperti yang Tuhan ciptakan, termasuk dirinya sendiri. Jika ia bukan seorang guru, dia mungkin akan menjadi konselor atau mentor karena dia suka membantu orang melalui berbagai hal dalam hidup sehingga mereka dapat bertumbuh.


“Saya ingin menjadi master dari kehidupan, dan yang saya maksudkan adalah bertujuan untuk tidak memiliki perbedaan antara bekerja dan bermain; selalu melakukan keduanya. Saya ingin menjalani kehidupan yang bebas dari rasa bersalah dan rasa malu, dan mengikuti Tuhan sepanjang hidup saya sambil hidup menuju apa yang ditawarkan-Nya,” lanjut Pak Bob, “Ketika orang menjadi seperti yang Tuhan ciptakan. Pertama, hal itu memberi saya pemahaman yang lebih baik tentang Tuhan yang saya ikuti, karena Dia tercermin dari beberapa cara dalam diri orang itu. Kedua, hidup untuk menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan bagi mereka adalah hal yang paling memuaskan.


Photo Courtesy of Robert Stasko


Ketika ditanya tentang siapa yang paling dia kagumi, dia menjawab istrinya. Pak. Bob berkata, “ Dia telah membantu saya untuk melihat lebih banyak hal tentang kehidupan di dunia, dia membuka mata saya. Dia adalah orang yang paling kreatif dan paling tangguh yang pernah ada.”


Selain itu, ketika ditanya peristiwa apa yang paling mempengaruhi hidupnya, dia melanjutkan, “Saya pikir jawabn standar Kristen adalah ketika hubungan saya dengan Yesus dimulai, tetapi, ketika putri saya lahir, seluruh hidup saya berubah. Dia seperti ibunya: aktif, kreatif, cantik, sangat menyenangkan, dan sangat berpendirian. Ketika dia menemukan sesuatu yang ingin dia lakukan di pikirannya, sulit untuk menghalanginya. Saya belajar lebih banyak tentang hubungan saya dengan Tuhan melalui putri saya. Ini berarti bahwa Tuhan adalah bapak saya dan saya bisa mengerti bagaimana Dia memandang saya ketika saya membuat masalah.”


Pendapat tentang BAIS?


Pak Bob berkata, “Saya suka di sini; kebebasan untuk mengajar yang saya inginkan. Saya suka staf, siswa, dan fasilitasnya.”


Makanan favorit?


Pak Bob berkata, “Sarapan sandwich yang enak.”

bottom of page